Thursday, May 03, 2007

SRIKANDHI

Srikandhi adalah anakku.
Srikandhi dalam dongeng kitab Mahabharata dan Bharatayudha adalah seorang prajurit perempuan nan cerdik dan berani. Dia mampu menaklukkan Arjuna, sang pangeran Astina yang terkenal berwajah tampan, sakti mandraguna dan juga gemar memikat perempuan. Dari semua istri dan selir yang dimilikinya, Arjuna paling tunduk pada Srikandhi. Dari semua istri dan selirnya, hanya Srikandhi yang hafal semua nama lain yang dimiliki Arjuna. Perangainya yang sedikit keras kepala dan memiliki temperamen tinggi, ditambah dengan keahliannya berkelahi, menjadikan Srikandhi bukan hanya seorang istri, tapi juga partner bagi Arjuna. Keahliannya berperang, kecerdikannya dan keberaniannya telah membuat Srikandhi menjadi seorang prajurit yang tangkas sekaligus partner berlaga yang handal. Sementara Wara Sembadra, Larasati dan selir-selir Arjuna yang lain hanya bisa menunggu kepulangannya dari medan laga di Keputren istana, Srikandhi berada di samping Arjuna ketika berlaga. Srikandhi adalah seorang prajurit ahli perang. Dia adalah panglima perang yang memegang kendali dan komando dalam perang Bharatayudha. Dan hanya Srikandhi yang bisa membunuh Resi Bhisma dalam perang Bharatayudha.
Di luar kehendaknya, Srikandhi terlahir sebagai titisan Dewi Amba, seorang putri yang ditakdirkan menjadi istri Resi Bhisma setelah Bhisma memenangkan sebuah lomba memanah. Namun Bhisma muda yang telah bulat tekadnya untuk menjadi seorang Resi, menolak menyentuh Dewi Amba dan hal tersebut melukai perasaan Dewi Amba, hingga sang Dewi akhirnya bunuh diri dan menitis kepada Srikandhi. Dalam sumpahnya, Dewi Amba akan membunuh Resi Bhisma lewat tangan Srikandhi. Bhisma yang mengetahui Srikandhi adalah titisan Dewi Amba, tidak mau melawan ketika Srikandhi menghujaninya dengan serangan. Bhisma akhirnya memang mati di tangan Srikandhi. Hanya Srikandhi yang bisa membunuhnya. Sebagai Resi yang sakti, berpuluh-puluh prajurit telah berusaha merobohkan Bhisma, namun tak ada yang berhasil, hingga akhirnya Srikandhi turun tangan.
Namun di luar sifat tomboy yang ada, Srikandhi juga baik hati. Dia rela menukar jenis kelaminnya dengan seorang raksasa di dalam hutan agar si raksasa bisa mendapatkan jodoh dan menjalani kehidupan berumah tangga yang diidamkannya. Keluhuran sifatnya yang mementingkan orang lain telah membuat dewa-dewa akhirnya mengembalikan Srikandhi kepada kodratnya sebagai perempuan sejati.
Srikandhi adalah potret kesetaraan jender. Seharusnya kita lebih menyadari bahwa kesetaraan jender telah ada jauh sebelum Ibu Kartini memperjuangkannya. Posisi sebagai panglima perang [apalagi perang sebesar Bharatayudha] yang sangat penting, bisa dipegang oleh seorang perempuan. Keahlian memanah, berkuda, berkelahi dan jenis-jenis ketangkasan perang yang lain juga dikuasai Srikandhi. Keahlian tersebut bukan monopoli kaum laki-laki. Bisakah perempuan masa kini menempati posisi layaknya Srikandhi dalam perang Bharatayudha?
Aku menamai anakku Srikandhi, dengan harapan dia akan menjadi sosok perempuan yang kuat, berpendirian, mandiri, tangkas, terampil dan bisa menjadi partner yang bisa diandalkan pasangannya. Aku ingin dia bisa memberikan motivasi pada pasangannya untuk maju, senantiasa berada di sisi pasangannya dalam susah maupun senang. Semoga dia bisa menjadi Srikandhi sejati.

1 comment:

Cho said...

Amiiiiin!

Whoi bagus lah lu nulis lagi, kirain ke manaaaaa gitu, setalah lu pindah gawe I wondered why lu gak ngeblog lagi!

Siap boss, langsung di-link!