Thursday, January 19, 2006

Di Bawah Langit Sore

Saat angin laut berhembus, membelai lembut wajahku dan menelusuri helai-helai rambutku, aku duduk menekuri samudera yang berkilau. Mencoba mencari jawaban atas semua pertanyaan yang menggema di kepalaku. Mencoba mencari kepastian atas semua gundah dan resah yang menyesaki dada ini. Namun alam membisu. Angin memang berbisik di telingaku, namun ia menceritakan dongeng lain yang tak aku mengerti. Bukan jawaban yang aku tunggu.

Mentari tak menampakkan wajahnya padaku, padahal aku di sini, duduk menantinya menyapaku dengan sinar senja yang bersemu jingga. Tak ada kehangatan yang menyapaku sore ini. Laut sepi tanpa burung camar dan mentari senja. Hanya debur ombak yang berkejaran ke pantai yang mengisi lengangnya suasana. Jiwaku juga sepi. Resah mencari kebenaran atas apa yang aku rasai. Mencoba jujur pada hatiku sendiri tentang apa yang mengaliri darahku, tentang apa yang menghiasi dinding jiwaku selama ini. Aku tak mengerti mengapa cinta harus begitu menyakitkan jika itu indah. Aku tak mengerti mengapa cinta harus begitu membebani jika itu indah.

Namun bukankah hidupku sudah begitu sesak dengan kekecewaan? Maka tak seharusnya aku resah... Tak seharusnya aku gelisah... Seharusnya aku sudah menemukan semua jawaban atas apa yang meronggai hati dan jiwaku selama ini.

Aku tak seharusnya merasai semua ini.....

Senggigi Beach - Malari 2006

1 comment:

dahlia said...

GILA....elo bikin gw bunuh diri....
hiks kapan ya...punya bodi sebagus elo