ada sedikit prahara tersimpan di dalam rongga jiwaku, saat aku harus memilih antara hatiku atau logika. saat kau mengharapkan pengertian dariku, saat itu pula aku terjatuh dan mencoba menggapai tanganmu yang tak terulur. telah aku berikan semua pengertian yang aku miliki untukmu... seluruhnya... hingga hilang sudah kepercayaanku atas cinta dan kebersamaan. semua terasa bagai omong kosong yang ditebarkan mimpi sebagai buaian indah.
cinta... jika aku mencintai seseorang, aku harus mau melakukan apa pun untuknya, meskipun nyawaku harus tergadai. jika cinta memanggil, aku datang walaupun yang aku terima hanya dera jiwa. jika aku menginginkan cinta, maka aku akan datang menghampirinya, walau tak jarang hanya kekecewaan yang aku dapati. jangan meminta darinya... karena bukan itu cinta yang sejati... biarlah waktu yang memberikan semua kesempatan yang tersisa untukku.
tak perlu lagi memintanya untuk kembali... biarlah ia tenggelam dalam pencarian abadinya. mungkin suatu hari nanti, ia akan sadari, bahwa sebenarnya ia tak pernah kehilangan apa pun... maka pendam saja semua pinta itu, biarkan ia menyesali masa lalunya ketika semuanya telah terlambat. mungkin hanya dengan begitu, sang waktu bisa mengajarkan sebuah arti penantian, pencarian dan penyesalan...
di batas keraguan tersimpan keyakinan ketulusan cintaku...
'ku ingin kepastian sungguh adanya aku untuk dirimu, kasih...
mengapa kau tak mengerti halusnya perasaanku...
kau goreskan keraguan...
namun 'ku menyayangimu walau hilang percayaku....
biar cinta menuntunku untukmu...
haruskah 'ku pergi darimu...
haruskah...
namun 'ku menyayangimu walau hilang percayaku...
biar cinta menuntunku untukmu....
[Kepastian by Rossa]
No comments:
Post a Comment