sayangku, saat raga terpaut jauh, ilusi dan emosi lebih sering mendominasi kita. saat mata tak saling melihat, pikiran lah yang memberikan visi untuk batin kita. semua rasa curiga, rasa cemas, rasa takut dan khawatir telah menjadi "mata" bagi kita. hingga ada saatnya cinta melarut dalam cemburu dan curiga. hingga ada saatnya rindu berbalut cemas dan ketakutan. hingga ada saatnya jiwa tak tenang menjalani hari.
tak perlu kita saling meragukan apa yang kita rasakan. tak pula perlu pembuktian atas seluruh rasa rindu yang berkalang dalam hati kita. tapi jangan kurung aku dengan ketakutanmu yang berbuah cemburu, karena aku tak bisa demikian. jangan kekang aku dalam curiga yang bernafaskan cinta. aku tak mau begitu. biarkan aku bergayut di lenganmu tanpa cengkeram dari jemarimu. biarkan aku bersandar di dadamu tanpa dekap erat yang menyesakkan dadaku. biarkan aku menatap matamu dengan penuh cinta, bukan dengan rasa takut atau segan.
tak ada yang perlu diragukan atas perasaan yang meliputi jiwa-jiwa kita. jiwa kita yang bebas mengitari langit sambil menebarkan puisi cinta. mengapa harus ragu, jika pertalian batin kita melebihi kesetiaan langit pada bumi...?
aku mencintaimu, matahariku...