Saat aku duduk sendiri di sofa kayu Selasar sambil merasakan sejuknya hawa mendung hari ini, baru aku sadari sepenuhnya, bahwa hal-hal romantis seperti ini hanya bisa aku nikmati sendiri. Hanya aku dan diriku dan hatiku dan jiwaku saja. Dan aku bersyukur karena aku tak harus lagi berbagi denganmu, karena belum tentu kau bisa menghargai keindahan dan kesenduan ini. Memang ada sedikit kesunyian yang terasa mengisi rongga hati, namun itu justru menambah khusuk aku dalam menikmati sore ini. Merasakan kebebasan diri. Membiarkan sayap-sayap jiwaku mengembang dan terbang tinggu meninggalkan semua kejenuhan. Meretas sepi seperti ini tak membuatku merasa kesepian. Kesendirian itu kadang indah dan bebas. Merasakan udara sore yang sejuk berair sambil memandangi hijaunya pepohonan. Rasanya ini adalah momen terbaik dalam hidupku sejak berpisah darimu. Saat air mataku telah kering. Saat semua caci maki tak lagi bisa terucapkan [karena tak lagi ada kata-kata yang tepat]. Saat hati dan perasaan mulai perlu ditata kembali. Kesendirian seperti ini lah yang aku perlukan. Waktu di mana aku bisa membebaskan jiwa dan pikiranku dari segala rutinitas kehidupan yang membosankan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment